Jumat, 17 Februari 2012

Revolusi Perpustakaan : Jangan Libur Di Hari Minggu !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : jip80fsui (at) gmail.com


Perpustakaan umum kita terlalu birokratis.
Dikelola terlalu PNS-sentris.

Utamanya terkait jam buka dan waktu layanan yang diatur kaku menurut jam kerja PNS dan bukan dirancang untuk mampu memberikan layanan secara maksimal kepada pembaca/konsumen/klien mereka.

Akibatnya fatal. Pada jam-jam kerja perpustakaan justru lebih banyak dibekuk sepi. Karena para pelajar/mahasiswa, konsumen/klien perpustakaan memang sedang berfokus pada aktivitas utama mereka. Belajar di sekolah, berkuliah dan bekerja.

PERPUSTAKAAN BUKA.Jam layanan perpustakaan yang kurang luwes menghalangi akses masyarakat untuk belajar. Nampak anak-anak menunggu perpustakan umum Wonogiri dibuka sesudah tutup untuk sholat Jumat.

Kondisi kronis ini merupakan pemborosan besar-besaran. Juga sangat merugikan eksistensi perpustakaan bersangkutan. Belum lagi dampaknya yang menggerus citra sampai harga diri profesi pustakawan di tengah sengitnya persaingan memperebutkan atensi dan waktu warganya.

Konstelasi tersebut harus diubah. Jam buka dan waktu layanan perpustakaan sebaiknya dirancang secara luwes dan dinamis untuk mampu memberikan layanan secara maksimal kepada pembaca/konsumen/klien mereka.

Utamanya tuntutan yang realistis saat ini : perpustakaan umum, jangan tutup di hari Minggu. Perpustakaan umum harus tetap buka di hari Minggu.

Tujuan utamanya menjadikan perpustakaan berpeluang menjadi obyek kunjungan alternatif (syukur-syukur bisa menjadi obyek kunjungan utama) yang sehat dan edukatif bagi masyarakat dalam mengisi hari libur mereka. Para bapak, ibu, kakek dan nenek dapat mengantar anak-anak, para cucunya, untuk belajar dan berekreasi secara bersama-sama.

Dengan menggalang kerjasama dengan relawan, menggilir jam kerja secara luwes bagi pegawainya atau mencari beragam solusi kreatif lainnya, pustakawan berpeluang secara kreatif menjadikan perpustakaannya di hari Minggu menjadi arena menarik dan edukatif diluar status baku (dan kaku) yang sering diartikan secara sempit sebagai tempat baca dan peminjaman buku belaka.

Perpustakaan umum, bukalah layanan Anda di hari Minggu.

Tanpa perubahan pola pikir dan tindakan proaktif di kalangan pustakawan sendiri, pasti akan hanya membuat kehadiran lembaga perpustakaan dan profesi pustakawan dianggap semakin tidak relevan bagi masyarakat, divonis sebagai tidak penting, hanya sebagai pelaku utama pemborosan belaka.

Perpustakaan akhirnya hanya terpuruk sebagai gudang buku yang terus-menerus terjerembab dipeluk sepi, karena ditinggalkan oleh konsumennya. Dari hari ke hari.

Perpustakaan umum, jangan libur di hari Minggu.

Sobat-sobat pustakawan, yakinlah, dengan lebih dulu Anda berubah, dengan berkorban, dengan merevolusi diri, dengan lebih dulu memberi, saya yakin banyak hal positif akan terjadi bagi Anda di masa mendatang. Dan terutama juga bagi masyarakat yang Anda layani selama ini !


Wonogiri, 1/2/2012

PS : Artikel telah terpajang di akun facebook saya (www.facebook.com/bbharyanto) dan memperoleh komentar seperti tersaji di bawah ini.Harap maklum.Terima kasih.


Hartadi Wibowo : Setuju !! Saya sebagai mantan pustakawan, yang telah cukup lama meninggalkan dunia perpustakaan, terbesit pikiran bahwa nanti, setelah saya 100% pensiun dari kegiatan kerja formal sehari-hari, ingin rasanya "menyumbangkan" tenaga dan pikir...Lihat Selengkapnya

Mbah Yo : Menurut teori yg kita terima di bangku kuliah dulu, harusnya memang begitu. Tetapi, mana ada teori yg bagus/idealis yg terpake di negeri tercinta ini???

Jazimatul Husna Arba'I : Ssy sbgai pustakawan dan insyaalah trus pustakawan meski embel2 entak usahawan, budayawan or dosenwan..he hee saya tetep idealis mangkanya saya gak mau lah jd PNS dulu.., klo pun iya saya mau langsung sbgai kepala biar bisa ambil tindakan / langkah2 konkrit untk perpustakaan indo tercinta...ha haa.MERDEKALAH PIKIRAN KITA..MERDEKALAH PERPUS KITA..

Danang Dwijo Kangko : Wah saya Pustakawan Universitas (Alumni Ilmu Perpustakaan UI) kalo mudik ke Wonogiri tp blm tau wujud perpustakaan daerahnya. hehehe...

Prafita 'Anya' Imadianti : Dear @Danang Dwijo, makanya kamu klo pulang kampung ke wonogiri jgn cuma jajan bakso aja. *eh! tapi sempetin liat2 perkembangan perpustakaan disana. siapa tau almamater kita yg bisa bantu mengembangkan perpustakaan ke arah yg jauh lebih baik. yuk ah, amalkan semua ilmu yg sdh kita dapatkan di bangku kuliah. SEMANGAT! :))

Danang Dwijo Kangko : Mbak Prafita 'Anya' Imadianti, pas mudik semua kantor kan tutup lebaran. Aku gak jajan bakso, wong sibuk cari salam tempel pakdhe-budhe... Hahaha

Prafita 'Anya' Imadianti : Nyeh! kamu ini ya.. bsk ke rumah saya, nanti dpt salam tempel angpao rasa bakpao! *Eer

Mbah Yo : Mas Danang n mba 'Anya': naaah, gitu dong. Pustakawan harus bisa spt pak Bambang Har, seneng bikin ketawa ketiwi org lain, biar perpustakaan ga dipandang sbg gedung buku yg angker...

Prafita 'Anya' Imadianti : nyahahaha.. iya,mbah Yo. Lha wong, titel kami aja S.Hum (baca: Sarjana HUMOR), jadi lulusan JIP UI bisa bikin srimulat. :D

Hendro Wicaksono : • 38 teman yang sama
‎Danang Dwijo Kangko, om Bambang Haryanto ini seniormu di JIP UI loh. Angkatan 86 nggih. Pernah pula berpetualang di sekitar jakarta medio 80-an. pernah jadi room mate saya di Jagongan Media Rakyat 2010 (Yogya) lalu. Siapa nyana kalo ternyata masih satu guru satu ilmu, alias berguru ke Ibu Somadikarta. Jadi kalo pulang ke wonogiri kuwalat kamu kalo ndak sowan. Jangan lupa ya :D

Muntamah Sekar Cendani : Yang pernah belajar tentang kepustakaan mohon sudi berbagi ilmunya pada saya, saya mendirikan pondok maos di rumah saya, buka tiap hari sesuai jam buka rumah. Salam kenal dan takzim untuk semua. Terimakasih.

Bakhuri Jamaluddin : Selalu deh tulisan Bambang Haryanto menarik. Singkat cerita, walau bukan hr Minggu, BJ doeloe sejak 1973-an sdh mempelopori buka Perpustakaan Akademi Gizi Jakarta di luar jam kerja. Istilahnya buka sore dan malam, pkl 15.00 - 17.00 dan 19.0...Lihat Selengkapnya

Lini Ashdown : Setuju, mas Bambang Haryanto! Kasihan mereka yang butuh perpustakaan. Di kota dekat saya perpustakaan umum pusat hari Minggu tutup, ada 2 cabang yang buka hari Minggu. Perpustakaan cabang (namanya apa ya, cabang dari perpustakaan umum yg ad...Lihat Selengkapnya

Danang Dwijo Kangko : Pakdhe @Bambang Haryanto Salam Kenal. Ternyata satu padepokan ya bang Hendro Wicaksono. Mudah2an bisa ketemu nanti kalo mudik. Sekedar usul, mungkin Perpus daerah Wonogiri bisa meniru apa yang dilakukan Perpus daerah di Bandung yang tidak hanya membuka perpustakaannya saat weekend tp juga menjemput bola dengan menggelar "lapak" di kawasan warga olahraga pagi/ kawasan ramai lainnya.

Bambang Haryanto : Terima kasih untuk semua komentar yang menarik. Ide perpustakaan agar buka di hari Minggu itu jelas bukan ide baru. Sekadar contoh yang saya tahu, Perpustakaan Daerah DKI Jakarta yang berada di Jl. Tanah Abang III, ketika saya kunjungi tahun 1987-an juga tetap buka di hari Minggu.

Bagaimana dengan perpustakaan umum di kota Anda ? Kisah dan cerita menarik dari Anda, silakan dibagikan juga kepada saya ya.

Bambang Haryanto : Pro sobatku Hartadi Wibowo : Terima kasih, Ted. Itu ide amat menarik, mulia dan berpahala. Tidak hanya baik (semoga) bagi perpustakaan itu nantinya, tetapi yang pasti sangat baik bagi kesejahteraan rohani dirimu juga.

Semoga mulai sekara...ng kau sudah menggalang koneksi, ngobrol sana-sini, dengan pustakawan/perpustakaan yang kau incar sebagai tempat kau ingin menjadi relawan nantinya. Karena ide baik itu kadang tidak selalu bernasib baik dalam pandangan orang lain.

Alangkah baiknya bila idemu itu disebar-sebarkan pula kepada para calon atau sesama pensiunan pustakawan. Atau membuat gerakan (groups) di Facebook dengan topik ini. Asosiasi Gerakan Pensiunan Pustakawan Untuk Memajukan Perpustakaan. Misinya menyerukan ajakan agar sekali sebulan, di hari Minggu, kaum pensiunan pustakawan bersedia menjadi relawan bertugas di perpustakaan.

Tidak lupa, ide serupa juga kiranya baik dibagikan kepada para mahasiswa/mahasiswi ilmu perpustakaan. Kalau generasi pustakawan senior dan junior bisa bertemu di perpustakaan, hal itu jelas akan baik bagi semua yang terlibat.

Saya tunggu kabar baik lanjutannya darimu.

Bambang Haryanto : Pro sobatku Bakhuri Jamaluddin : Tks, BJ. Perpustakaan Akademi Gizi ini pernah menjadi tempat kau, saya, Djuhar, Hartadi Wibowo sampai Gemuru Ritonga, bikin konvoi motor dari Rawamangun sampai Kebayoran Baru. Kemudian asyik gunting-gunting ...isi koran saat membuat kliping untuk mata kuliah Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia-nya Pak Junus Melalatoa.

Kebijakanmu yang membuka layanan sebelum waktu perkuliahan dimulai itu semoga dapat diteladani oleh perpustakaan lainnya di masa kini.

Menomorsatukan kepentingan konsumen ketimbang terpatok mengukuhi aturan-aturan (birokratis) yang mengekang kelancaran layanan kini menjadi kredo institusi bisnis dan pemerintahan seluruh dunia. Sudah saatnya diaplikasikan pula untuk perpustakaan.

Kapan salah satu wisma di sekitar Graha Kebun Kita milikmu di Pamulang itu dijadikan sebagai perpustakaan mini untuk anak-anak warga sekitar ? Koleksi bukunya, antara lain, diminta disumbangkan oleh para pengantin [“baik pengantin sunat atau pun pengantin urat :-) “] yang menyewa ruang resepsi Graha Kebun Kita.

Bambang Haryanto : Teruntuk sobatku Subagto Ramelan (Mbah Yo) : Terima kasih. Ada ide rada “sinting” untukmu : Bagaimana bila mengadakan ceramah ringan tentang seluk-beluk batu mulia juga berpameran batu mulia koleksi Safir Andayu Cileduk di perpustakaan Jakarta, di Hari Minggu ?

Bambang Haryanto : Terima kasih mBak Lini Ashdown. Cerita Anda kepada saya dulu tentang pameran koleksi kain batik milik keluarga Ashdown di perpustakaan umum di Inggris, telah ikut menjadi ragi untuk kembali menyuarakan gagasan lama ini.

Ide intinya, kala...u saja kalangan pustakawan kita mau membuka kungkungan dunia tempurungnya yang sempit, pasti akan terbuka hal-hal baru dalam berinteraksi dengan masyarakat. Diharapkan kemudian, pada ujungnya, interaksi tersebut jelas akan mengangkat harkat profesinya sendiri dan keberadaan perpustakaan yang ia kelola.

Sangat saya tunggu cerita-cerita dan inspirasi dari Inggris.
Terima kasih.

Bambang Haryanto : Sekadar info untuk Hendro Wicaksono : Jagongan Media Rakyat II Tahun 2012 di Yogya akan dilaksanakan 23-25 Februari ini. Tentu saja, nara sumbernya berganti, minimal saya tidak diundang :-) lagi.

Dulu di th 2010 bisa sekamar dengan Hendr...o, walau sama-sama dari JIP, tetapi yang "dujual" di JMR itu beda produk. Saya jualan ide komunitas Epistoholik Indonesia (http://esaiei.blogspot.com/) dan kau jualan obat pelangsing, SLIMS, yang juara itu. Sukses selalu.

Bambang Haryanto : Untuk Danang Dwijo Kangko : Salam kenal kembali. Makasih untuk infomu tentang perpustakaan Bandung itu. Usulmu tentang Perpustakaan Wonogiri, baik sekali.

Di pinggiran waduk Gajah Mungkur setiap minggu pagi ada pasar tiban,ramai sekali, tetapi mobil keliling milik Perpustakaan Wonogiri selalu duduk manis saja di garasi.Mungkin hal yang sama juga terjadi di daerah lainnya ?

Muntamah Sekar Cendani : Perpustakaan Hong Kong buka tiap hari dari jam 8:00 am-9:00 pm, pegawainya shift.

Subhan Ahmad : Gagasan yang menarik, Pak. saya menduga, pihak yg duluan menerima gagasan ini adalah masyarakat yg memang membutuhkan perpustakaan di luar jam kerja. sedang pihak yg kurang dapat menerimanya adalah staf perpustakaan yg membayangkan akan bertambah pekerjaannya. saya pikir hal tersebut wajar, sehingga perlu ada suara yang seimbang dari pihak staf perpustakaan yg bisa "ketiban" jam kerja tambahan.

Sekali lagi saya menduga, staf perpustakaan bisa jadi sebetulnya tidak keberatan dengan gagasan ini, namun mungkin mereka belum dapat meyakinkan pengambil kebijakan di perpustakaan tempat mereka bekerja. oleh karena itu, selain kampanye perpustakaan buka di hari minggu, juga perlu ada kesepakatan dan saling pemahaman yg dapat menjamin staf perpustakaan memperoleh kompensasi yg memadai bila gagasan ini diwujudkan.

Danang Dwijo Kangko : Yang penting kerjanya sistem shift dan dapet tambahan uang lembur. jadi waktu tetep ada dan uang tetep ada *kurang lebih begini biasanya yang dipikirkan.... Hehehehe

Sungkana Hadi : Ide, gagasan, komentar, pemikiran, usul atau apapun namanya yang pada dilontarkan di forum ini memang bagus, hebat malah. Tentu saya sangat setuju, dan berharap bahwa perpustakaan manapun, jenis apapun dapat semaksimal mungkin menyediakan kesempatan bagi pemustaka untuk memperoleh layanan yang maksimal pula.

Cuma bagaimanapun juga kita tetap harus realis, melihat kenyataan: situasi-kondisi-toleransi-pandangan-jangkauan (ini apa ya singkatannya?), kita ini masih manusia biasa yang terbatas kemampuan tapi tak terbatas kemauan, yang ingin bersosial dengan menyangkal kepentingan diri tapi tidak bisa sepenuhnya tidak menengok kebelakang - ke keluarga - ke keluarga/kerabat/lingkungan yang masih memerlukan kehadiran kita hampir setiap saat.

Lagi pula, kita masih berada di wilayah dan budaya Indonesia raya, yang belum sepenuhnya mampu memfasilitasi terbangunnya kondisi ideal perpustakaan dan kepustakawan. Misalnya, sistem pergiliran tugas atau sift; itu jelas amat bagus, dan kayaknya itulah satu-satunya solusi yang paling menjanjikan.

Tapi, berapa banyak pegawai (apalagi pustakawan) yang ada di perpustakaan kita (apalagi di perpustakaan umum)? Apakah cukup jika dari jumlah yang terbatas itu kemudian dibagi-bagi menurut sift kerja? Kalau kemudian para pustakawan dan pegawai perpustakaan rela melayani menuurut sistem sift kerja, apakah cukup memperoleh apresiasi dari para pemangku kepentingan perpustakaan?

Akankah mereka berduyun-duyun mengunjungi perpustakaan pada jam-jam ekstra atau pada hari-hari libur itu? Atau jangan-jangan para pustakawan/pegawai yang sudah rela berkorban itu hanya jadi korban serangan nyamuk-nyamuk petang/malam hari, atau juga jadi sasaran gangguan dari penunggu ruangan yang tak kelihatan .. (seperti pernah saya alami waktu pas jaga sore/petang dan tidak ada satu pun pengunjung yang datang.. eh di sela-sela rak buku itu malah terdengar suara orang berjalan-jalan dengan sandal diseret, lalu lain kali ada suara buku jatuh ..he..he..he..).

Dengan mengemukakan itu semua bukan berarti saya pesimistis, tetapi realistis saja, agar tidak tergoda untuk mengembangkan harapan yang muluk-muluk yang akhirnya membuat kecewa berat ... Salam pustakawan, tetap semangat sambil berdoa semoga ada perubahan membaik dari sikon---dsb tadi.

Lini Ashdown : Mas Bambang Haryanto, saya lupa cerita, dulu waktu saya belum kerja, masih ada waktu untuk ke public library, paling seneng kalau pas ke sana pas waktunya story telling.

Seneng lihat anak2 kecil, yang belum atau yang sudah bisa baca buku, konsentrasi semua dengerin ceritanya. Sempat mikir coba kalau ada itu di Indonesia, betapa senangnya anak2.

Tinuk Yampolsky : Setuju banget. Weekend bisa diisi dengan "quality times" di perpustakaan!

Danang Dwijo Kangko : Pemaparan Pak @Sungkana Hadi bagus sekali, based on true story. KONON (jangan dibalik!) masalah klasik di Indonesia ya itu2 aja, SDM dan Dana. Kalau melibatkan relawan/komunitas dalam membantu kegiatan perpustakaan di weekend bagaimana kira2? tentu gak 100% sukarela, paling gak komunitas/relawan tersebut mendapat ongkos+makan siang atau sebagainya.

Di Bandung pun menggelar "lapak" perpustakaannya cuma di minggu pagi-menjelang siang saja. meraka membina dan melibatkan anak2 jalanan tp tetep di dampingi pustakawan yg dapet giliran lembur. kurang lebih begitu yg saya dapat saat kunjungan ke sana.

Prafita 'Anya' Imadianti : Ini thread kenapa jadi panjang beneeer yak? *geleng geleng pinggul* Pindah lapak yok, agan-agan.. Colek babeh Bambang Haryanto, Sungkana Hadi, Mbah Yo, Hendro Wicaksono, Danang Dwijo Kangko diskusi di Note yang lain yuuuuuk.. Biar ilmu terus bergerak dinamis. SEMANGAAAAAT hari Jumat dear Librarian! :)

Bambang Haryanto : Terima kasih untuk semua pendapat. Meminjam slogan sepatu Nike, "Just do it," program perpustakaan buka di hari Minggu kan bisa dilakukan dulu sebulan satu kali. Juga jangan terbelenggu mindset katak dalam tempurung bahwa yang jaga perpustakaan harus pegawainya sendiri. Kan bisa relawan, seperti yang diusulkan oleh Hartadi Wibowo. Juga oleh orang dari luar yang bisa dipercaya.

Sudah saatnya orang-orang perpustakaan membangun ekosistem, dengan mengajak orang luar untuk bekerja bersama-sama.Bagaimana ?

Bambang Haryanto : Terima kasih mBak Muntamah Sekar Cendani untuk cerita Anda tentang jam buka perpustakaan umum di Hong Kong. Saya juga mengucapkan salut dengan gagasan luhur dan kerja mulia Anda, yang dengan biaya sendiri berprakarsa mendirikan pondok maos di rumah Anda sendiri pula, dengan jam buka begitu revolusioner, yaitu tiap hari sesuai jam buka rumah.

Ketika institusi resmi dan pegawai-pegawainya suka ribet terserimpung oleh mindset kerdil yang mereka buat sendiri, ikhtiar Anda pantas diteladani. Saya ingin kenalkan Anda dengan mBak Ning Sasa Suroboyo, juga dengan Gus Muh Muhidin M Dahlan.

Keduanya tidak pernah kuliah Ilmu Perpustakaan, tetapi tahu bagaimana cara terbaik membangkitkan kecintaan anak-anak di daerah tertinggi bukit kapur Pacitan, juga banyak daerah pinggiran lain, terhadap buku dan perpustakaan melalui aksi nyata. Bahkan mBak Sasa juga menulis buku menarik tentang pengelolaan perpustakaan. Semoga kontak ini bermanfaat bagi suksesnya misi Anda mencerdaskan anak-anak di sekitar Anda.

BTW, kalau Anda pernah cerita tentang gagasan menjual koran-koran bekas untuk membeli buku, saya bisa usulkan ide tambahan : anak-anak diminta mengumpulkan botol-botol plastik bekas air minum dalam kemasan. Tutupnya dikumpulkan tersendiri, labelnya tersendiri, botolnya tersendiri. Bahkan segel yang bening itu, juga sebaiknya dihimpun tersendiri. Dalam ilmu sampah plastik, bahannya berbeda-beda, dihargai berbeda-beda pula.

Pendek kata, sambil jalan, “Just do it,” semoga Anda akan memperoleh banyak pencerahan. Kemajuan tidak bakal dihasilkan oleh orang-orang yang nyaman berada dalam arus utama, tetapi justru oleh mereka yang berada di pinggiran. Seperti Anda !

Prafita 'Anya' Imadianti : Librarian pasti membutuhkan peran penting dari para user ataupun pihak lain yang bisa mendukung semua program perpustakaan. Diharapkan ke depannya bahwa perpustakaan bukan lagi secara harfiah diartikan sebagai gedung tempat menyimpan buku dan dokumentasi lainnya.

Perpustakaan masa kini dan masa depan nantinya akan dapat menjadi fasilitas sejenis "knowledge center" yang bisa mendukung seluruh kegiatan user. Bertukar berbagai informasi dan ilmu dimana saja, kapan saja dan tentu tanpa batas. Library could be the best place ever to get knowledge. CMIIW. :)

Hartadi Wibowo : Luar biasa ! Gayung BH (baca : Bambang Haryanto) disambut dari 7 penjuru angin. Begawan Sungkana Hadi dari ujung timur Ind ikut urun rembug. Apa kabar pakdhe ?

Saya yg sdh 17 th terlempar dari dunia perpust langsung merasakan atmosfir yg tl...h lama saya rindukan. Namun nampaknya permasalahan lama masih "going no where". Tak apa. Betul kata BH, siapa tahu dari para pensiunan pustakawan dan mahasiswa yg minat terjun sbg relawan bisa menorehkan setetes warna utk lingkungan kita, dan jiwa kita. Semoga.

Bambang Haryanto : Makasih berat Hartadi Wibowo. Perang lama itu terus akan berlangsung. Antara pendukung gelas setengah penuh vs gelas setengah kosong. :-(
Muntamah Sekar Cendani : Terimakasih Pak untuk Gus Muh, sedang dalam rangka mencarikan pekerja sosial yang bersedia mengkoordinir kegiatan yg sedang kami gagas, yaitu Reading Group, beliau mengusulkan buku Babad Kadiri agar sesuai dengan kondisi geografis.

Kegiatan RG ini ditularkan oleh mentor saya Mas Sigit yg sekarang mukim di Swiss, mengadopsi kegiatan RG Ulysses-nya James Joyce. Saya sendiri sedang merencakan kegiatan di pondoj maos, untuk para pengunjung untuk menulis puisi atau menggambar dan karya itu ditempel di pondok maos, tujuannya adalah supaya pondok maos tidak seperti museum dan kerjaan juru kunci hanya ngelap buku atau tragisnya hanya ngobrol.

Sejujurnya, saya prihatin dgn perpustakaan umum pemerintah yg hanya sebagai simbol saja keberadaannya tanpa upaya penambahan koleksi atau pengaturan buku yg memudahkan pengunjung, ini yg terjadi di perpusda Kediri, daerah saya.

Muhidin M Dahlan : IBOEKOE: Buka Jam 1 siang sampai 10 malam, dari Selasa-Ahad. Perpus ditambah ada internet-non-limited (tapi hotspot), remaja2 menjadikan ruangan sbg tempat mengerjakan tugas2 sekolah. di rumah yo sumpek. Salam Pak Bambang Haryanto. Program Belanja Buku Bersama dengan remaja 3 kampung selesai sudah (bahasa formalnya: pengadaan buku generasi 2.0/berbasis user). Kirim2 salam juga dengan Muntamah Sekar Cendani.

Muntamah Sekar Cendani : Gus Muh, lha itu program belanjanya kok tidak ngajak saya ?

Sungkana Hadi : Saya senang, ada semangat luar biasa untuk menjadi relawan melayani pemustaka di perpustakaan, walau baru dari segelintir orang. Mungkin ditindak-lanjuti dengan mengambil salah satu perpustakaan sebagai percobaan, lalu dibuka pendaftaran un...tuk menjadi relawan pada perpustakaan itu .. tentunya disebutkan jam bukanya / pelayanannya berapa lama dsb. kita lihat berapa banyak yang mendaftar, lalu kita atur jadwal giliran... mudah2an yang "terlanjur" mendaftar tidak lalu bosan dan minggu berikutnya tidak nongol lagi ...

Nelly Rahmawati : Trimksh pak Bambang Haryanto....masukannya....skedar informasi...perpustakaan kab.Semarang....utk jam layan...dr jam 7.30 smpe dg jm 20...dan armada perpusling sll ada dikeramaian publik...spt area car free day dihari minggu...jg ditmpt2 wst scr bergilir.dan tdk memberlakukan jam tutup buka spt itu...!kami jg membuka pos2 baca diRS.dll..mksh

Bambang Haryanto : Terima kasih Gus Muh (Muhidin M Dahlan) untuk infonya. Wah surprise, obrolan ringan kita dulu tentang ide Perpustakaan 2.0 dimana para pembaca menjadi petugas akuisisi rupanya telah terlaksana di Perpustakaan IBOEKOE.

Aksi Anda itu jelas loncatan yang jauh mendahului pola pikir kaum pustakawan arus utama. Mereka mungkin tidak tahu bahwa tiraninya telah runtuh di era dunia yang saling tersambung via Internet ini, dimana mereka tidak lagi sakti sebagai penentu bahan-bahan pustaka yang harus dibaca oleh klien.

Karena sebagaimana dibahas dalam buku The Wisdom of Crowds oleh James Surowiecki (2004, https://www.facebook.com/pages/The-Wisdom-of-Crowds/112022025480764), pengambilan keputusan oleh kerumunan jauh lebih canggih dibanding oleh satu atau dua pakar.

Untuk mBak Muntamah Sekar Cendani : Salut untuk ide lanjutnya, perpustakaan mini juga sebagai pusat pengembangan kreativitas anak-anak, baik melukis atau menulis puisi. Jangan berhenti, dicita-citakan untuk diterbitkan menjadi buku ya ? Salam.

Ketika saya bercerita tentang Perpustakaan DKI yang buka di hari Minggu belasan tahun lalu itu, diimbuhi cerita dari Danang Dwijo Kangko tentang Perpustakaan Bandung yang melakukan hal serupa, saya fikir ide saya itu sudah basi, selesai,lalu tinggal kita berbincang tentang apa yang sebaiknya dilakukan di perpustakaan pada hari Minggu itu. Ternyata masih juga ada pro dan kontra. Silakan saja.

Tetapi saya memilih untuk mengobrolkan hal-hal yang terarah menuju realisasinya saja. Ayo kita terus bicara : apa sebaiknya yang dilakukan oleh perpustakaan yang buka di hari Minggu itu ?

Dari Inggris, mBak Lini Ashdown yang putri Ibu Lily K. Somadikarta, telah memberikan contoh : acara mendongeng di perpustakaan.

Terima kasih untuk kabar bagus dari Semarang, dari mBak Nelly Rahmawati, betapa layanan Perpustakaan Kabupaten Semarang begitu proaktif dengan mendatangi para konsumen di pelbagai event dan tempat. Bisakah mBak Nelly bercerita lebih detil ? Anda akan saya ajak masuk groups ini untuk menularkan prestasi Anda dkk di Semarang ini. Matur nuwun.

Aris Thofira : Subhanallah Ideolog2 Perpustakaan Revolusioner. Ilmu yg bermanfaat.

Muntamah Sekar Cendani : Sejujurnya, memang bagus sekali perpusda Semarang itu, selain menerbitkan buletin rutin dan dikelola secara profesional. Hendaknya, layanan masyarakat seperti perpustakaan dan museum dibuka lebih fleksibel terutama hari minggu dan public holiday di mana tujuannya adalah untuk sarana rekreasi keluarga.

Jika layanan umum pegawainya mengikuti jam dinas pegawai negeri, jelas sangat tidak efektif. Pengalaman saya waktu cuti dan berkunjung ke museum di Jakarta jam 15;00 pengunjung dihimbau untuk keluar karena akan tutup, ini lucu sekali, cobalah mindsetnya dirubah.

Bambang Haryanto : Info ringan : Groups "Revolusi Perpustakaan" kita ini baru saja memiliki sahabat baru. Bukan pustakawan, tetapi ahli tato. Namanya Anton Wijanarko.

Wah di kepala ini langsung muncul impian eksotis : perpustakaan buka hari Minggu, lalu ada acara ceramah dan demo tentang tato. Demonya, mentato banyak orang dengan teks, " I Love Library."

Lini Ashdown :Mas Bambang Haryanto, saya ingin tanya, selain adanya gagasan menjual koran-koran bekas untuk membeli buku, mas Bambang mengusulkan ide tambahan : “anak-anak diminta mengumpulkan botol-botol plastik bekas air minum dalam kemasan.

Tutupnya d...ikumpulkan tersendiri, labelnya tersendiri, botolnya tersendiri. Bahkan segel yang bening itu, juga sebaiknya dihimpun tersendiri. Dalam ilmu sampah plastik, bahannya berbeda-beda, dihargai berbeda-beda pula.”
Apakah anak-anak itu diminta untuk mengumpulkan botol-botol plastik agar mereka bisa membeli buku, atau diberikan ke perpustakaan umum untuk menambah dana yang seret, atau untuk kesadaran lingkungan.

Maaf kalau pertanyaannya bodoh, karena apapun maksud mas Bambang idenya bagus. Saya jadi terpikir, mungkin itu ada baiknya untuk mengajari anak-anak sejak kecil untuk memisahkan sampah, tidak membuang semua jadi satu. Yang bisa didaur ulang atau dijual lagi dipisahkan dari sampah lainnya. Jadi tidak hanya koran/kertas dan plastik, tapi juga kaleng. Sampah kebun pun bisa dijadikan pupuk. Sebenarnya seluruh komunitas harus diajari, tapi rasanya pemerintah tidak punya gagasan itu.
Mungkin perpustakaan bisa mengawali mengajari pemakai perpustakaan atau lingkungan di sekitarnya. Saya terpikir itu setelah melihat tayangan di BBC tentang kisah tukang sampah di Indonesia (bisa dilihat tayangannya di YouTube). Kasihan tukang-tukang sampah dan pemulung yang tiap hari mengaduk-aduk sampah untuk mencari apa yang mereka bisa jual untuk tambahan penghasilan.

Kalau sampah RT sudah dipisah-pisahkan mereka kan tidak usah mengaduk-aduk sampah lagi. Heh ... koq jadi ke luar dari rel semula ... obrolan tentang perpustakaan jadi ngobrol soal sampah. #

Bambang Haryanto : Tks mBak Lini Ashdown. Ide memilah sampah itu saya pungut dari cerita pengalaman kenalan saya Bambang Suwerda dari Bantul yang membangun bank sampah. Lalu saya ingin hal tersebut (masih cerita dan gagasan) bisa dikombinasikan, antara pen...gelolaan bank sampah itu dengan perpustakaan/pondok baca komunitas yang dibangun sendiri oleh masyarakat. Setiap ingin baca buku, anak-anak diminta "membayar" dengan botol plastik atau sampah lainnya.

Teman saya lainnya, yang pakar sampah dari Lhokseumawe, Aceh, Baharuddin Sanian, malah sudah mengintegrasikan operasi bank sampah itu dengan sekolah-sekolah setempat. Jadi ceritanya, setiap ada sampah pasti segera "disikat" oleh anak-anak tersebut. Beliau yang mengajari teori sampah plastik kepada saya.
Silakan cari di Google.Moga bermanfaat.

Lini Ashdown : Wow ... bagus sekali gagasan bank sampah itu, mas Bambang Haryanto!

Muntamah Sekar Cendani : Saya juga mengenal seorang pakar yg membawahi bank sampah di Kalimantan, setahu saya di Depok juga ada, bahkan jika mau kita bisa mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, sudah banyak dijual komposter dr harga mulai 250 ribu skal...a rumah tangga sampai harga puluhan juta untuk untuk skala perusahaan semacam Gudang Garam.

Lha kok malah ngomongin komposter, maaf, tapi bagus juga, dr sampah rumah tangga yang diolah menjadu pupuk organik jika dijual akan menjadi duit juga. Menurut kawab fb saya yang pakar pangan dr IPB, Indonesia butuh banget pupuk organik dan prospeknya bagus. Malah kemana-mana heehehe.

Lini Ashdown : Mas Bambang Haryanto, ternyata hari ini tgl. 4 Februari hari Perpustakaan di Inggris. Julia Donaldson, Waterstones Children’s Laureate, menulis puisi untuk hari nasional perpustakaan. Ini puisinya yang saya ambil dari http://fallenstarstori...es.blogspot.com/2012/02/julia-donaldson-writes-poem-for-library.html

Library Poem by Julia Donaldson
Everyone is welcome to walk through the door.
It really doesn't matter if you're rich or poor.
There are books in boxes and books on shelves.
They're free for you to borrow, so help yourselves.
Come and meet your heroes, old and new,
From William the Conqueror to Winnie the Pooh.
You can look into the Mirror or read The Times,
Or bring along a toddler to chant some rhymes.
The librarian's a friend who loves to lend,
So see if there's a book that she can recommend.
Read that book, and if you're bitten
You can borrow all the other ones the author's written.
Are you into battles or biography?
Are you keen on gerbils or geography?
Gardening or ghosts? Sharks or science fiction?
There's something here for everyone, whatever your addiction.
There are students revising, deep in concentration,
And school kids doing projects, finding inspiration.
Over in the corner there's a table with seating,
So come along and join in the Book Club meeting.
Yes, come to the library! Browse and borrow,
And help make sure it'll still be here tomorrow.

Lihat Selengkapnya
Fallen Star Stories: Julia Donaldson Writes poem for Library Day
fallenstarstories.blogspot.com

Muntamah Sekar Cendani : Kapan Indonesia punya hari perpustakaan ya?
Bambang Haryanto : Terima kasih,mBak Lini Ashdown untuk info inspiratif dari Inggris ini. Tanggal 4 Februari harus berusaha diingat juga oleh para pemangku kepentingan dunia perpustakaan di Indonesia. Untuk berefleksi.
Puisinya Julia, bukan main.

"Battle o...r biography ? Gerbill or geography ? Gardening or ghosts ? Sharks or science fiction" terasa sebagai musik indah yang mengunjam pesona dan sihirnya.
Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, musik-musik dalam kata itu pasti sulit hadir seperti yang aslinya.

Rizal Saiful-haq : ‎Bambang Haryanto, Lini Ashdown dan yang lain terima kasih atas ide dan diskusinya, mohon izin diskusi ini saya tarok di group fb tertutup JIPers (alumni, mahasiswa dan dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN JKt.) http://www.facebook.com/groups/jipers/247685991974271/

Lini Ashdown : Mas Bambang Haryanto, nah tantangan buat kalian yang ada di Indonesia, pustakawan atau bukan, untuk membuat puisi tentang perpustakaan. Puisi itu dibuat juga karena pemerintah punya rencanca menutup perpustakaan umum, terutama cabang-cabang....

Betapa perpustakaan umum diperlukan, apalagi di Indonesia, supaya semua masyarakat punya akses ke perpustakaan, tidak hanya sebagian saja yang bisa memakai perpustakaan sekolah, perpustakaan universitas atau perpustakaan khusus.

Bambang Haryanto : Terima kasih kepada Rizal Saiful-haq. Sungguh suatu kehormatan bila gagasan atau wacana ini bisa ikut mewarnai diskusi di akun FB yang mewadahi alumni, mahasiswa dan dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Jangan lupa, komentar yang ada disini juga bernas-2, jangan dikecualikan, karena telah menjadi kesatuan tak terpisahkan dari diskusi terkait gagasan sederhana ini.
Muntamah Sekar Cendani : Alangkah baiknya diskusi bukan hanya diskusi, tapi dilanjutkan dengan aksi. Menurut saya, diskusi melahirkan teori, teori tanpa aksi hanya jadi tumpukan makalah.

Bambang Haryanto : Terima kasih untuk mBak Lini Ashdown atas inspirasinya terkait puisnya Julia Donaldson di atas. Saya tidak tahu, apakah di perguruan tinggi ilmu perpustakaan yang tingkat lanjut (DN atau LN) ada bahasan tentang kedigdayaan "soft power" semacam puisi atau lagu sebagai senjata mempromosikan nilai-nilai luhur perpustakaan ? Rekan lainnya, adakah pencerahan dari Anda tentang hal ini ?

Apakah terpercik oleh pelbagai organisasi profesi kepustakawanan kita untuk mengadakan lomba menulis puisi semacam ?

Di tahun 1982, menjelang peringatan 40 Tahun Pendidikan Ilmu Perpustakaan, saat ikut rapat panitia di JIP-FSUI saya mengusulkan gagasan mengajak siswa/pelajar untuk menulis surat kepada pustakawan. Karya mereka lalu dibukukan. Mungkin karena saya kurang terampil dalam menjual gagasan, mungkin karena dana panitia cupet, gagasan akhirnya itu tidak menjadi kenyataan.

Muntamah Sekar Cendani : Sebenarnya kemarin dalam perjalanan ketika membaca komentar dari Mbak Lini, saya terinspirasi untuk membuat puisi tema perpustakaan. Yang lebih spesifik seperti ini bagus sekali, cuma sayangnya, dunia perpustakaan sedikit sekali peminatnya ...tapi tidak menutup kmungkinan jika para sastrawan akan tergerak hatinya untuk membuat antologi puisi tema perpustakaan. Bahkan bisa pula dibikin dari berbagai kalangan, misal kategori tingkat siswa SD-SMP-SMU-PT maupun umum.

Rio Purboyo : PakDhe Bambang Haryanto > note dan diskusinya, sangat membangun. Wah, jadi terpikir untuk mengeksekusi nih. Satu per satu deh! Matur nuwun, njeh pakDhe :D

Bambang Haryanto : Suatu kehormatan, ketika obrolan ini juga mampu menarik perhatian Mas Rio Purboyo yang baik hati dan penuh atensi ini. Kami yang mungkin terbiasa memakai "kacamata kuda" dalam melihat masalah (karena mungkin saking fanatiknya,juga tak teras...a terjebak dalam pusaran kutukan pengetahuan !), jelas membutuhkan masukan dari pribadi seperti Anda.

Silakan ambil mana yang bisa Anda eksekusi. Jangan lupa, kami dibagi ceritanya. Matur nuwun.

Bambang Haryanto : mBak Muntamah Sekar Cendani : Kami tunggu puisi Anda.Terima kasih.

Lini Ashdown : Mas Bambang Haryanto, lagi-lagi saya lupa bilang bahwa Julia Donaldson itu pengarang buku anak-anak. Anak-anak saya sendiri waktu kecil suka sekali salah satu bukunya yang terkenal. Dia mengatakan bahwa dia sering ke perpustakaan umum, maka...nya menentang rencana pemerintah yang akan menutup beberapa cabang perpustakaan umum. Sebagai pengarang salah satu tujuan dia sering ke perpustakaan adalah untuk melihat ilustrasi buku anak-anak. Dari situ dia tau siapa ilustrator yang bisa dia pakai untuk buku-bukunya.

Suami saya juga tetap memakai perpustakaan umum untuk meminjam buku-buku yang ingin dia beli tapi tidak yakin isinya bagus/menarik, atau ada buku yang dia perlukan tapi dia tidak ingin membeli. Sebelum beli dia pinjam dulu untuk dilihat apakah benar isi buku itu bagus. Jadi dia juga tanda tangan petisi supaya local library kami tidak ditutup. Dia banyak baca buku-buku non fiksi jadi tidak tertarik dengan Kindle.

Friska Fauzi : Setuju,,,,kebetulan sekali hari minggu kemaren saya baru saja dari wonogiri dan sempat memperhatikan perpustakaan umum yang jika dari arah waduk gajah mungkur terletak di kiri jalan, posisi agak di atas...dan tutup :)...sebelumnya salam ken...al dahulu pak, saya dari perpustakaan proklamator bung karno,,sekedar share.,selama ini kita (perpustakaan proklamator bung karno) menerapkan 7 hari buka selama seminggu (untuk bagian layanan),,formula 7 sudah digunakan tapi yang 24 (jam sehari) belum :),,,dan melihat dari animo masyarakat, pada hari sabtu dan minggu, jumlah pengunjung melonjak,,,bahkan bisa menjadi sarana wisata edukatif,, dengan banyaknya keluarga yang datang bersama anak2nya untuk sekedar membaca dan belajar,,,jadi hal seperti ini pun bisa dilakukan oleh perpustakaan2 umum yang lain,,selalu semangat :D

Bambang Haryanto : Untuk Friska Fauzi, terima kasih untuk kisah yang inspiratif dari Blitar ini. Sebelumnya, sobat saya mBak Ning Sasa Suroboyo baru saja nulis status yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kondisi hebat dan layanan yang pantas jadi teladan... dari Perpustakaan Proklamator Bung Karno, yang tempat kerja Anda ini.

Semoga kelebihan dan daya tarik dari sosok & kharisma Bung Karno itu bisa Anda manfaatkan sebaik mungkin untuk menunjang sukses program perpustakaan Anda. Istilah wisata edukatif dari Anda itu, sangat memberi inspirasi, semoga segera menulari sobat-sobat pustakawan dari perpustakaan umum lainnya, sebagaimana harapan Anda, bahwa mereka pun bisa berbuat sesuatu yang kreatif ketika perpustakaan membuka layanan di hari Minggu.

Semoga kalau Anda lewat lagi di hari Minggu, Perpustakaan Daerah Wonogiri tidak dalam kondisi tutup lagi. Saya tunggu cerita menarik lainnya. Salam.

Rotmianto Mohamad :• Ada contohnya: yaitu Arpusda (Arsip dan Perpustakaan Daerah Kab. Magetan) hari sabtu-minggu tetap buka. Keren banget kan??? hehehe... gak percoyo? silakan kontak salah satu librariannya yg jg sohib saya satu kos2an :-P sdr Ruly Rusdianata

Elly Julia Basri : Setuju ... Perpustakaan Umum mustinya buka hari Minggu.

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    BalasHapus